DARI KURSI BECAK KE KURSI DOSEN

Jalanan gedung wisuda pada hari itu dipenuhi oleh mobil yang hendak mengantar wisudawan. Pakaian toga menjadi ciri khas yang membedakan antara wisudawan dan pengunjung. Namun, ada satu becak yang sangat percaya diri melaju di tengah jalanan dan melewati mobil terparkir di kanan kiri. Becak tersebut mengantarkan satu gadis wisudawan cantik yang mengenakan kebaya bernuansa cokelat. Dialah Raeni dan ayahnya yang berprofesi sebagai tukang becak.

Di hari kelulusannya, Raeni sangat bersyukur karena telah meraing cumlaude dengan IPK yang sangat tinggi. Ia tak malu mengajak ayahnya yang tukang becak untuk mengantarnya, meski orang tua lain mengantar anaknya dengan mobil. Baginya, bisa wisuda bersama orang tua dan lulus dengan nilai memuaskan saja ia sudah sangat bersyukur.

Karena kepintaran dan ketulusanya itu lah, ia mendapatkan beasiswa langsung dari presiden untuk melanjutkan S2 di Inggris. Raeni yang tak ingin menunda kesempatan tersebut segera berkemas untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi, meski harus pergi ke luar negeri. Setelah lulus, ia diangkat menjadi dosen, di tempat kuliah S1 nya waktu dulu.

Selang waktu berjalan, karier dan pendidikannya semakin cemerlang. Raeni pun berhasil meraih beasiswa S3 di Inggris kembali. Ia telah membuktikan bahwa ia mengangkat ekonomi dan derajat keluarganya. Ia pun menyampaikan pesan bagi para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan.

“Semoga ikhtiar kita mencari ilmu selalu mendapatkan berkah dan manfaat untuk sesama.” Ujarnya di sebuah talk show motivasi. Ia juga sering menguatkan antarsesama mahasiswa. Raena tidak pernah merasa seberuntung ini sebelumnya. Ia merasa pasti ini berkat doa orangtua.



Komentar